Langsung ke konten utama

SEJARAH PASAR PRAPATAN, SUMBERJAYA MAJALENGKA

SEJARAH PASAR PRAPATAN, SUMBERJAYA MAJALENGKA

Pada jaman Pemerintah Hindia Belanda telah berdiri sebuah pasar yang berlokasi disekitar perempatan jalan antara Rajagaluh - Budur dan Kadipaten - Cirebon tepatnya di Desa Prapatan Kecamatan Sumberjaya dimana saat itu hanya bersifat pasar kojengkang yaitu hanya waktu pagi hari dan tempatnya pun berupa emprakan dan pasar tersebut dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan Pasar Prapatan hal tersebut dimungkinkan karena lokasinya berada disekitar pasar adalah perempatan jalan.
Dari tahun ke tahun Pasar Prapatan mengalami kemajuan selain pengunjung / pembeli semakin banyak juga pedagang pun semakin bertambah sedangkan tempat yang tersedia relatif sempit, sehingga para pedagang dan tokoh masyarakat sekitar pasar bermusyawarah, maka dihasil kesepakatan bahwa pasar dipindahkan ke sebelah Barat kurang lebih 200 m dari lokasi semula, lokasi yang baru berada di Desa Panjalin Kecamatan Sumberjaya, akan tetapi sehubungan dengan pasar tersebut telah dikenal telah dikenal dengan nama Pasar Prapatan maka walaupun lokasinya didesa panjalin tetapi nama pasar tidak berubah yaitu Pasar Parapatan hal tersebut terjadi sekitar tahun 1940.
Seiring dengan waktu yang terus berlalu dan sejalan dengan berkembangnya para pedagang maka tempat jualan yang semula hanya berupa emprakan satu persatu berubah menjadi bangunan semi permanen yang terbuat dari kayu dan bamboo beratap seng sehingga nampak kumuh. Kondisi tersebut berjalan  bertahun - tahun sampai pada tahun 1984 terhjadi kebakaran yang mengakibatkan pasar hangus terbakar. Paska kebakaran pedagang kembali berjualan  ditempat tersebut dengan menempati tempat berjaualan yang seadanya.
Pada tahun 1987 Pemerintah Majalengka mengambil kebijakan membangun pasar tersebut dari sumber dana inpres pasar. Banguanan tersebut terdiri dari 108 kios dan 142 los dengan kontruksi yang relatif layak huni dan layak kunjung.
Pada sekitar tahun 1987 Pasar Susukan yaitu pasar minggunan yang dihuni oleh peadagang kain terjadi kesalahpahaman antara pengurus pasar, pedagang dan aparat desa setempat, sehingga mengakibatkan bubarnya pasar tersebut dan kebetulan di Desa Panjalin Kidul Kecamatan Sumberjaya telah dibangun pasar yang layak huni dan layak kunjung, pada waktu itu maka sebagian pedagang pindah ke Pasar Prapatan. Sejak itulah di Pasar Prapatan ada hari pasaran yaitu hari kamis yang dihuni olah para pedagang kain yang berasal dari pasar susukan yang semakin lama semakin berkembang sehingga hari pasaran bertambah yang tadinya smeinggu sekali menjadi dua minggu sekali yaitu hari senin dan kamis.
Pada tahun  1994 tepatnmya bulan Juni kembali terjadi kebakaran yang diakibatkan oleh hunbungan arus pendek listrik sehingga sebagian pasar yang dibangun dari dan inpres pasar hangus terbakar dan paska kebakaran pedagang membuat tempat berjualan masing - masing yang seadanya.
Setahun kemudian yaitu tahun anggaran 1995 - 1996 Pemerintah Majalengka bekerjasama dengan investor yaitu PT. SAMPALAN membangun kembali pasar tersebut diatas area tanah seluas 12.040 m² terdiri dari 174 Kios Ukuran 3 x 2 m dan 324 Los dengan ukuran 2 x 2 m sementara para pedagang ditempatkan dipasar darurat diarea tanah bengkok yang letaknya kurang lebih 200 m ke utara dari pasar yang sedang dibangun. Pada tanggal 1 Desenmber 1997 Pasar baru tersebut mulai ditempati dan sejak itulah Pasar baru prapatan berdiri dengan pengelola sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka.
Pada awal tahun 1998 pengelola pasar dengan pengurus pasar mengadakan pendekatan ke Pasar Tegal Gubug sehingga para pedagang di Pasar Tegal Gubug berdatangan ke Pasar Prapatan akibatnya kios dan los yang ada tidak dapat menampung pedagang tersebut sehingga para pedagang kain tersebut menenpati emprakan dilahan parkir pasar dan dijalan lingkar pasar bahkan sampai keluar pasar yaitu dijalan masuk desa dan bahu jalan Cirebon -Kadipaten.
Pada tahun 1999 tepatnya di bulan April dimana otonomi daerah dilaksanakan terjadilah sedikit konflik dimana Pemerintah Desa Panjalin Kidul menuntut keberadaan status tanah Pasar Prapatan tersebut, namun berkat koordinasi semua pihak yang terkait konflik tersebut bisa diredam akan tetap para tokoh masyarakat tetap menuntut para pedagang yang berada diluar pasar untuk dikelola oleh Pemerintah Desa Panjalin Kidul dengan alasan untuk pembangunan masjid Desa Panjalin  Kidul, maka sejak itulah para pedagang yang berada diluar area pasar dikelola oleh Pemerintah Desa, sedangkan Pemerintah Majalengka hanya mengelola pedagang yang ada didalanm area pasar saja, hal tersebut berjalan sampai sekarang.






Terimakasih Sudah Berkunjung,,, di Like ya

Komentar

  1. pasar yg penuh kenangan, kalo tidak salah bapak saya 18 th menjabat kepala pasar

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Abstrak Skripsi Pengembangan Dan Penataan Pasar Prapatan Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka

ABSTRAK Pengembangan Dan Penataan Pasar Prapatan Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Oleh : Heru Fujiyanto (109130027) ;   Pada hari pasaran (Senin dan Kamis) Pasar Prapatan akan dipadati oleh para pedagang emprakan yang menggelar lapak disekitar area pasar dikarena tidak tertampung didalam. Keadaan itu akan membuat akses jalan yang berada didepan pasar yaitu jalan Cirebon-Bandung akan menjadi terhambat sehingga terjadi kemacetan karena aktivitas & interaksi pedagang, pengunjung dan kendaraan disekitar pasar. Selain itu, kurang optimalnya pasar sebagai media perdagangan menambah daftar masalah yang ada. Permasalaha n diatas sudah berlangsung lama, sehingga diperlukan suatu penelitian untuk mencari solusinya, tahap pertama untuk pemecahkan masalah pasar ialah penentuan strategi pengembangan pasar dengan analisis Strenght Weakness Opportunities Threats (SWOT), t ahapan kedua untuk masalah kemacetan ialah dengan pemulihan kinerja jalan dan penataan pasar yang ...

CARA MENDESAIN RUANG TAMU DAN KELUARGA

 CARA MENDESAIN RUANG TAMU DAN KELUARGA